- Biasakan membaca label dengan teliti! Hindari produk pangan yang mengadung lemak terlalu tinggi, dan terutama lemak atau minyak jenuh dan terhidrogenasi (hydrogenated oil).
- Simpanlah minyak goreng atau lemak pada tempat yang sejuk dan gelap. Perlu diingat, panas dan cahaya mempercepat proses kerusakan minyak dan lemak. Untuk itu, Anda dapat menyimpan minyak atau lemak di lemari es, tetapi jangan kaget jika minyak atau lemak yang Anda simpan tersebut berubah menjadi berkabut dan akhirnya padat. Hal ini tidak apa-apa. Jika mau digunakan, biarkan beberapa saat di suhu kamar, maka minyak tersebut akan kembali mencair dan menjadi bening.
- Jangan tambah lagi minyak dalam diet Anda. Kemungkinannya adalah bahwa Anda telah memperoleh cukup lemak dari makanan yang Anda konsumsi sehari-hari. Kalau memungkinkan, gunakan jenis-jenis minyak seperti minyak olive, minyak canola, minyak bunga matahari ditambahkan dengan asam cuka atau jus jeruk lemon. Tambahkan bawang putih segar dan rempah-rempah lain sesuai dengan selesar dan kesukaan Anda.
- Jika Anda temukan resep yang menyatakan memerlukan mentega keras atau minyak sapi, maka usahakankan untuk menggantikannya dengan minyak olein sawit, atau bahkan minyak kanola, atau minyak biji bunga matahari. Selain berusaha menggantikan dengan jenis minyak/lemak yang lebih tidak jenuh, maka usahakan pula untuk mengurangi takarannya.
- Pada saat menggoreng, cuci, bersihkan, dan keringkan wajan penggoreng dengan baik. Pastikan bahwa wajan tidak lagi mengandung sabun atau detergen yang, walaupun sedikit, akan menyebabkan terbentuknya busa dan gelembung udara selama proses penggorengan. Hal ini akan mempercepat proses kerusakan minyak.
- Keringkan atau tiriskan dengan baik produk pangan yang akan digoreng. Air yang berlebihan pada produk pangan yang digoreng mempercepat kerusakan dan ketengikan minyak goreng. Adanya air juga dapat membahayakan karena bisa menyebabkan percikan minyak panas dan menyebabkan kerusakan kulit atau bahkan kebakaran. Produk pangan beku, sebaiknya dilelehkan dan ditiriskan terlebih dulu sebelum digoreng (kecuai untuk produk yang tidak banyak mengandung air; misalnya kentang).
- Pada proses memasak, panaskan minyak terlebih dulu sebelum dimasukkan bahan pangan yang akan digoreng. Hal ini mempersingkat waktu dimana produk pangan tersebut tercelup dengan minyak, sehingga mengurangi jumlah minyak yang terserap pada bahan pangan tersebut.
- Jika melakukan penggorengan dengan teknik “oseng-oseng” (stir-frying), gunakan penggoreng yang tidak lengket (non-stick pan) dan tambahkan hanya sedikit saja minyak (3 atau 4 sendok teh). Hindari menggunakan minyak yang telah digunakan secara berlebihan (suhu terlalu tinggi, waktu terlalu lama, atau pun penggunaan minyak jelantah) untuk menggoreng makanan.
- Untuk minyak jelantah, setelah menggoreng hendaknya minyak didinginkan dan kemudian disaring dengan menggunakan kain saring (saringan tahu) atau penyaring halus lainnya. Penyaringan akan menghilangkan sisa-sisa produk pangan yang gosong, sehingga akan mempengaruhi perubahan warna dan citarasa. Simpan minyak goreng bekas pakai yang telah disaring pada tempat yang bersih dan di tempat yang gelap dan sejuk (refrigerator).
Jika akan digunakan lagi, tambahkan sedikit minyak yang masih segar supaya jumlahnya tetap mencukupi. Dengan cara ini, minyak dapat digunakan untuk menggoreng sampai 4 atau 6 kali penggorengan. Jika penggunaan minyak jelantah menyebabkan terbentuknya busa yang terlalu banyak pada saat penggorengan, maka itu tandanya minyak telah rusak dan sebaiknya dibuang saja.
sumber : Halal Guide
Selasa, 08 Mei 2012
Tips Memilih Minyak Goreng
Label:
pengetahuan,
tips n trick
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Titip pesan :
Karena RASA itu relatif, maka jangan kaget kalau ternyata sajian kami tidak cocok dilidah Anda.Karena rejeki itu bukan kita yang mengatur, maka jangan putus asa bila belum terlihat hasil nyata.
memang kalau kita tidak pintar-pintar milih minyak goreng malah merugikan kesehatan
BalasHapusya betul
BalasHapus